Selasa, 21 Agustus 2012

Sejarah Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.[1] Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.[2] Di zaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.[3] Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Sistem ini diadopsi sebagai bendera nasional pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan telah digunakan sejak saat itu pula. [4] Bendera Belanda digunakan sejak 20 Maret 1602 - 8 Maret 1942 (340 tahun) Bendera Jepang digunakan sejak 8 Maret 1942 - 17 Agustus 1945 (3 tahun 5 bulan) Bendera Merah Putih digunakan sejak 17 Agustus 1945[5] Arti Warna Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia. Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba. Peraturan Tentang Bendera Merah Putih Bendera negara diatur menurut UUD '45 pasal 35 [6], UU No 24/2009,[7] dan Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia [8] Bendera Negara dibuat dari kain yang warnanya tidak luntur dan dengan ketentuan ukuran:[7] 200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan; 120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum; 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan; 36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden; 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara; 20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum; 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal; 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api; 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara;dan 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja. Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam.[7] Dalam keadaan tertentu, dapat dilakukan pada malam hari.[7] Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.[7] Bendera Negara wajib dikibarkan setiap hari di:[7] istana Presiden dan Wakil Presiden; gedung atau kantor lembaga negara; gedung atau kantor lembaga pemerintah; gedung atau kantor lembaga pemerintah nonkementerian; gedung atau kantor lembaga pemerintah daerah; gedung atau kantor dewan perwakilan rakyat daerah; gedung atau kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri; gedung atau halaman satuan pendidikan; gedung atau kantor swasta; rumah jabatan Presiden dan Wakil Presiden; rumah jabatan pimpinan lembaga negara; rumah jabatan menteri; rumah jabatan pimpinan lembaga pemerintahan nonkementerian; rumah jabatan gubernur, bupati, walikota, dan camat; gedung atau kantor atau rumah jabatan lain; pos perbatasan dan pulau-pulau terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia; dan taman makam pahlawan nasional. Momentum pengibaran bendera asli setelah deklarasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah dapat dipasang pada peti atau usungan jenazah Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil Presiden, anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, anggota dewan perwakilan rakyat daerah, kepala perwakilan diplomatik, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia yang meninggal dalam tugas, dan/atau warga negara Indonesia yang berjasa bagi bangsa dan negara.[7] Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.[7] Setiap orang dilarang:[7] merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara; memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial; mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam; mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda apapun pada Bendera Negara; dan memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup barang yang dapat menurunkan kehormatan Bendera Negara. Kemiripan dengan bendera negara lain !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar bendera dwiwarna merah-putih Menurut kesetaraan kedudukannya sebagai bendera nasional, bendera ini mirip dengan Bendera Monako yang mempunyai warna sama namun rasio yang berbeda, selain itu bendera ini juga mirip dengan Bendera Polandia yang mempunyai warna yang sama namun warnanya terbalik. Daftar bendera yang mirip dengan bendera Indonesia Bendera Indonesia Bendera Monako Bendera Singapura Bendera Polandia Referensi Search Wikimedia Commons Wikimedia Commons memiliki kategori mengenai Bendera Indonesia ^ Ke Bakkara: Ziarah Sisingamangaraja.Kompas, Minggu, 14 Agustus 2005.http://www.kompas.com/kompas-cetak/0508/14/perjalanan/1940067.htm ^ http://suryantara.wordpress.com/2007/10/30/sejarah-bendera-merah-putih/ ^ Makna Saudagar bagi Saudagar yang tak Hadir :: Azhariah Rachman :: Panyingkul,Senin, 13-11-2006, http://www.panyingkul.com/view.php?id=249&jenis=kabarkita ^ "Indonesia". Bendera Dunia. 06-09-2006. http://fotw.net/flags/id.html. Diakses pada 26 Desember 2007. ^ Worldstatesmen: Bendera Indonesia ^ Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. ^ a b c d e f g h i "UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN". Diakses pada 16 Agustus 2012. ^ "Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia". Diakses pada 16 Agustus 2012. Pranala luar (Inggris) Bendera Indonesia di situs web CIA [sembunyikan] l • b • s Bendera di dunia Afrika Afrika Selatan Republik Afrika Tengah Aljazair Angola Benin Botswana Burkina Faso Burundi Chad Djibouti Eritrea Ethiopia Gabon Gambia Ghana Guinea Guinea Khatulistiwa Guinea-Bissau Kamerun Kenya Komoro Republik Demokratik Kongo Republik Kongo Lesotho Liberia Libya Madagaskar Malawi Mali Maroko Mauritania Mauritius Mesir Mozambik Namibia Niger Nigeria Pantai Gading Rwanda Sao Tome dan Principe Senegal Seychelles Sierra Leone Somalia Sudan Sudan Selatan Swaziland Tanjung Verde Tanzania Togo Tunisia Uganda Zambia Zimbabwe Amerika Selatan Argentina Bolivia Brasil Chili Ekuador Guyana Kolombia Paraguay Peru Suriname Uruguay Venezuela Utara Amerika Serikat Antigua dan Barbuda Bahama Barbados Belize Dominika Republik Dominika El Salvador Grenada Guatemala Haiti Honduras Jamaika Kanada Kosta Rika Kuba Meksiko Nikaragua Panama Saint Kitts dan Nevis Saint Lucia Saint Vincent dan Grenadines Trinidad dan Tobago Asia Afganistan Arab Saudi Armenia Azerbaijan Bahrain Bangladesh Bhutan Brunei Republik Rakyat Cina Filipina India Indonesia Irak Iran Israel Jepang Kamboja Kazakhstan Kirgizstan Korea Selatan Korea Utara Kuwait Laos Lebanon Maladewa Malaysia Mongolia Myanmar Nepal Oman Pakistan Qatar Singapura Siprus Sri Lanka Suriah Tajikistan Thailand Timor Leste Turkmenistan Uni Emirat Arab Uzbekistan Vietnam Yaman Yordania Eropa Albania Andorra Austria Belanda Belarus Belgia Bosnia dan Herzegovina Britania Raya Inggris Irlandia Utara Skotlandia Wales Bulgaria Republik Ceko Denmark Estonia Finlandia Georgia Hongaria Republik Irlandia Islandia Italia Jerman Kroasia Latvia Liechtenstein Lituania Luksemburg Republik Makedonia Malta Moldova Monako Montenegro Norwegia Perancis Polandia Portugal Rumania Rusia San Marino Serbia Slovenia Slowakia Spanyol Swedia Swiss Turki Ukraina Vatikan Yunani Oseania Australia Fiji Kepulauan Marshall Federasi Mikronesia Kiribati Nauru Palau P

0 komentar:

Posting Komentar